KN SEJAK DITEMUKAN EMAS MURNI

Tujuan kami melawat pak Chris di Jogja hanyalah untuk menghibur beliau yang sedang sakit. Tapi kemudian, kami jadi terkejut. Beliau memperlihatkan sebuah karyanya yang tak pernah diterbitkan. Mulanya, kami tidak cepat menyadari nilai benda itu. Bahasa yang digunakan pada waktu naskah itu ditulis dan pola pandangnya juga terasa asing. Jadi, naskah itu seakan bersuara lantang mengatakan: “Aku ini barang jadul.”

Namun, nyatanya setelah dipelajari, karya ini masih relevan dan berharga, Pertama, pembaca akan mendapatkan berbagai informasi yang terurut, rinci, dan terkadang penuh dengan nada emosional tentang pergumulan pemimpin gereja dan jemaat-jemaat yang kini kita kenal sebagai jemaat-jemaat dalam lingkup GKI Sinode Wilayah Jawa Barat pada berberapa dekade yang kritis. Kedua, walaupun sang penulis adalah seorang ilmuwan yang rapih dan rinci, gema kecintaannya dan pengakuannya pada karya Roh Kudus sangat kentara. Ketiga, analisis pak Chris pada berbagai akar masalah mungkin mengejutkan dan membuat beberapa orang merasa tersinggung. Terutama analisisnya pada pilihan-pilihan yang gereja-Nya ambil pada waktu itu. Namun, esensinya mendorong pembaca merenungkannya.

Memang sebagai manusia modern seringkali memang kita memiliki berbagai pilihan, jauh lebih banyak daripada apa yang dimiliki para pendahulu kita seperti jemaat di jaman pak Chris. Namun, salah satu pilihan yang kita tak sengaja ambil di masa kini sebagai gereja adalah mengabaikan sejarah masa lalu komunitas kita. Kita terseret disibukkan oleh berbagai program, pengejaran sasaran, dan beban birokrasi administrasi serta berlari mengejar apa yang ada di depan sana.

Karena itu, karya ini mengajak kita menengok ke belakang untuk mengenali sejarah pemeliharaan Tuhan. Karya ini juga memaparkan akar identitas kita. Bahkan, juga merupakan cerita mengenai sebuah komunitas spiritual kita yang terus berusaha belajar mengasihi Tuhan dengan lebih penuh dan hidup dalam syukur karena kebaikan-Nya. Karya ini menunjukkan bahwa, hal ini tidak mudah, karena berbagai ikatan kejiwaan dan sosial yang kita pikul. Kalau tidak percaya, silahkan bawa pulang buku ini dan bacalah…

Ditulis oleh Pdt. Em. Chris Hartono