INSES SEKSUALITAS DAN TEOLOGI
Rp33.000
Keluarga seharusnya menjadi tempat yang paling aman bagi penghuninya, termasuk (anak) perempuan. Namun, rasa aman itu tidak dirasakan oleh (anak) perempuan korban inses. Ayah, abang, kakek, atau paman mereka, yang seharusnya menjadi pelindung, justru menjadi pemangsa. Tindakan inses tersebut bisa berlangsung dalam periode waktu yang lama tanpa diketahul siapa pun. Korban tidak dapat menyuarakan pengalaman kekerasan seksual yang mereka alami sebab itu sama artinya dengan membuka alb keluarga dan biasanya korban juga selalu diancam pelaku. Dampaknya tentu saja menghancurkan dan menimbulkan trauma yang sangat dalam hingga korban dewasa. Korban/penyintas kehilangan potensi untuk hidup sebagai seorang manusia karena tubuhnya telah diambil paksa oleh pelaku dan seksualitasnya dirusak.
Dalam penelitiannya, penulis menemukan bahwa agama cukup signifikan melanggengkan dominasi laki-laki atas (anak) perempuan melalui ajaran yang bias gender. Selain itu, meskipun inses merupakan fenomena yang meluas dan sangat berdampak buruk bagi korban/penyintas, komunitas agama belum memberikan respons yang relevan. Karena itu, penulis menawarkan teologi tubuh menurut perspektif feminis lintas agama, yang menurutnya cocok untuk konteks Indonesia yang multireligi. Konstruksi teologi tubuh salah satunya dibangun melalui hermeneutika feminis, yaitu pembacaan ulang terhadap leks teks kitab suci yang androsentris dan misoginis. Teks-leks yang ditulis, dibaca dan ditafsirkan dalam budaya patriarkat itu ditransformasi menjadi taks-teks yang mendatangkan pembebasan bagi (anak) perempuan korben penyintas inses.
Penulis mengambil contoh nyata dari kasus GY, seorang korban penyintas inses yang mendapat pendampingan dari Women Crisis Centre (WCC) Pasundan Durebang. GY adalah seorang anak perempuan yang diperkosa ayah trinya selama dua tahun lebih hingga melahirkan anak Narasi GY adalah gugatan terhadap komunitas agama untuk merespons realtas ini secara teologis sekaligus gugatan atas teks-teks kitab suci yang mendukung dominasi lak laki terhadap (anak) perempuan. Lewat buku yang diangkat dan tesisnya ini penulis mengajak semua pihak, termasuk secara intas agama, untuk lebih bersolidaritas dengan (anak) perempuan korbanpenyintas, bak melalui maupun aksi nyata bersama
Ditulis oleh Pdt. Obertina Modesta Johansen.
Stok 3
Informasi Tambahan
Berat | 0,150 kg |
---|---|
Dimensi | 23 × 15 × 1 cm |